Teman,
Sayap yang di sebelah kiri
Kemarin dia membesar dan melebar pelan pelan,
Saya begitu ragu,begitu cemas,
kalau kalau dia merajuk ingin mengkerut lagi lalu hilang tapi meninggalkan bekas,
Tapi sukur saja ini bersesuaian dengan pengharapan kita pada tempo sebelumya,
Dia malah semakin bergairah untuk pamer pada dunia..
Kini,
Satu sayap itu sudah berhenti menumbuh,
Sudah habis waktu dia untuk membuat jantung saya kembang kempis tak karuan,
Kini,
Bulu bulunya yang putih bersih yang menyangkut menempel pada rangka yang kokoh,
Sudah menegak indahnya,
Dan bercahayakan menyilau saking putihnya,
Sedikit angin tidak akan mampu menggoyangkannya,
Sedikit debu tidak akan membuatnya kumal,
Tapi sedikit saja dia diberi kesempatan untuk mencari pasangannya,
Maka tidak sedikit yang akan dia berikan pada saya.
Pada saat sesudah lamanya,
Dia menemukan si sayap kanan yang sedang mencari keberuntungan,
Dan sayap kanan berjanji akan mengajak saya menerbang tinggi sekali menuju surga,
Sudah saya bilang tidak sedikit yang akan dia berikan pada saya,
Itu janji jika kita saling melengkapi,
Sayap kanan dan sayap kiri,
Maka sesaat itu pun saya merasakan pusing teramat sangat,
Karna kepala saya kejatuhan bintang,
Aduh,sakit sekali!
tapi kenapa saya jadi ingin lagi….? Kejatuhan?
Sudah habis waktu kita berpengharapan untuk yang tidak meyakinkan,
Lalu Persandingan ini pun pada akhirnya,
Kamu sudah bertepatan bersebelahan di samping saya,
Dan saya memulaikan diri untuk berhenti memanggilmu teman,
Menjadi begitu mengherankan dan menyenangkan,karna
keduanya begitu kompak bergerak gerak bersama tanpa aba aba,
saat kita memulai perjalanan wisata menuju rumah abadi di atas
Sekarang izinkan saya berbagi bintang yang tadi jatuh dengan kamu,
Maka bila salah satu atau dua dari kita merasakan sakit,
Eh tidak tahu kenapa kita jadi ingin lagi….
No comments:
Post a Comment